SBI Semester I-2025 Bukukan Laba Naik 63%, Efisiensi dan Inovasi Jadi Kunci
JAKARTA[NuansaJateng] – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) berhasil membukukan kinerja gemilang pada Semester I-2025. Anak usaha SIG ini mencatat laba tahun berjalan sebesar Rp266 miliar, melonjak 63% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Lonjakan laba tersebut diraih di tengah kondisi pasar semen yang terkontraksi. Efisiensi operasional dan pengelolaan biaya secara disiplin menjadi faktor utama yang memperkuat fundamental perusahaan.
Direktur Utama SBI Ainul Yaqin mengatakan pencapaian ini merupakan hasil kerja kolektif seluruh lini organisasi.
“Kinerja Solusi Bangun Indonesia membaik, ditandai dengan peningkatan laba, strategi transformasi yang berfokus pada solusi bangunan berkelanjutan, serta program efisiensi untuk mencapai operational excellence. Semua ini tak lepas dari kepercayaan pelanggan terhadap produk dan layanan bernilai tambah di tengah tekanan pasar,” ujarnya di Jakarta, Selasa (30/9).
Meski volume dan pendapatan tertekan, SBI mampu menurunkan beban pokok pendapatan hingga 11,75%.
Langkah ini mendorong peningkatan laba kotor sebesar 7,98% menjadi Rp1,03 triliun dari Rp961 miliar pada Semester I-2024. EBITDA juga naik 5,3% menjadi Rp835 miliar dari sebelumnya Rp793 miliar.
Selain efisiensi, SBI terus memperkuat komitmen pada dekarbonisasi. Perusahaan memanfaatkan bahan baku dan bakar alternatif, energi tenaga surya, hingga menerapkan teknologi Hydrogen Rich Gas (HRG) di Pabrik Narogong – teknologi pertama di Asia Tenggara yang mampu mengoptimalkan pembakaran, meningkatkan efisiensi energi, sekaligus menekan emisi karbon.
Upaya hijau tersebut tercermin dari kontribusi 51% pendapatan perusahaan yang berasal dari produk dan layanan berkelanjutan. SBI tidak hanya memproduksi semen bermerek Dynamix dan Semen Andalas, tetapi juga mendorong penggunaan beton inovatif sebagai solusi konstruksi efisien dan ramah lingkungan.
Untuk memperkuat daya saing, SBI juga mengembangkan dermaga dan fasilitas produksi di Tuban, Jawa Timur, guna memperluas ekspor hingga satu juta ton per tahun, termasuk ke pasar Amerika Serikat.
Industri semen nasional sendiri masih menghadapi tantangan akibat lemahnya daya beli dan tertundanya proyek infrastruktur pada paruh kedua 2025.
Namun, SBI menegaskan akan tetap fokus menjaga profitabilitas melalui efisiensi operasi dan distribusi, inovasi teknologi ramah lingkungan, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.
“Strategi ini sejalan dengan komitmen kami untuk terus menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi masyarakat sekaligus mendukung target Net Zero Emission Indonesia 2050,” tutur Ainul.